Melihat vonis yang dijatuhkan oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan kepada Aman Abdurrahman membuat beberapa pengamat terorisme ikut berspekulasi mengenai putusan hukuman ini.
Jibriel Abdul Rahman selaku pengamat terorisme yang ada di Indonesia, menurutnya sangat kecil kemungkinan adanya serangan balasan terkait hukuman ini. Pasalnya, JAD atau Jaringan Jamaah Ansharut Daulah bergerak atas dasar Islamic State ( IS ) dan bukan atas nama Aman Abdurrahman. Ini terbukti dari tidak adanya serangan yang terjadi saat ia dipenjara yang membuktikan bahwa JAD bergerak bukan atas dasar Aman melainkan IS.
“Aman telah lama ditahan, bahkan sejak 2010 silam. Dan selama ia ditahan, tidak ada serangan yang mengatasnamakan Aman. Bahkan di Suriah sendiri terjadi pro dan kontra terkait gerakan dan serangan JAD yang baru-baru ini sering terjadi,” ungkap Jibriel ketika dihubungi pihak Rappler pada hari Jumat 18 Mei 2018 kemarin.
Jibriel juga menjelaskan bahwa serangan yang terjadi oleh organisasi JAD dipicu oleh kerusuhan yang sempat heboh di Mako Brimob, Depok beberapa saat yang lalu. Berhasilnya para teroris dalam penyerangan tersebut menjadi inspirasi bagi JAD sehingga mereka makin gencar melakukan penyerangan dan aksi teror.
Meskipun Aman sudah dijatuhi hukuman mati dan presentasi serangan balasan itu kecil, tetapi riak-riak tersebut tetap ada sehingga aparat diharapkan tetap waspada. Takutnya ada beberapa anggota yang lolos dan melakukan aksi teror meski bukan atas nama Aman Abdurrahman, jelas Jibriel.